Oleh : Ari Fauzi Sabani
Sudah
sejak lama BARA (red; Babakan Raya) dinobatkan sebagai pusat kulinernya IPB,
hal ini menjadikannya sebagai pusat perhatian berbagai pihak terutama
mahasiswa. Namun, kesan semrawut dan kotor seringkali terlontar dari pengunjung
yang baru pertama kali menyambangi
daerah tersebut. Berbagai isu tidak menyenangkan telah lama berkembang di
sela-sela percakapan singkat ataupun diskusi formal yang alot. Tidak bisa
dipungkiri BARA telah menjadi objek vital perekonomian dengan kompleksitas
permasalahannya yang sampai saat ini masih dicarikan solusinya, Bersama
Direktorat Pengembangan Bisnis IPB, HIMITEPA mencoba meletakkan pondasi untuk
memicu keterlibatan semua pihak dalam penyelesaian permasalahan ini.
Rangkaian
hari ke-2 dari Canteen Development
Program yang dicanangkan oleh tim Ksatria Peduli Pangan (Kapangan) aliansi
sahabat pedagang ini diawali dengan proses survey, inspeksi, dan pengambilan
sampel terhadap beberapa pedagang di BARA. Sampel yang diambil diantaranya mie
basah, tahu, bakso, es batu, dan saos yang selanjutnya akan dilakukan pengujian
terhadap sampel. “Meskipun fasilitas dan tempat seadanya, saya selalu berusaha
menyajikan makanan yang saya jual terjamin kualitas dan kebersihannya. Saya
selalu membersihkan kios saya minimal dua kali sehari” Tutur pak Amran pedagang
Mie Aceh Darussalam BARA. Luaran yang diharapkan dari program ini adalah
terciptanya kondisi yang nyaman dan bersih, serta kualitas makanan yang
terjamin keamanannya. Pedagang dihimbau untuk terus berkomitmen menjaga higienitas
dan sanitasi cara pengolahan produknya dan juga lingkungan kios tempat ia
berjualan. Hal ini tentu akan berefek positif bagi pedagang untuk meningkatkan
minat konsumen membeli makananan/minuman ditempatnya. Konsumen pun diharapkan
mampu berperan aktif terhadap keberhasilan program ini, salahsatunya dengan tidak
membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan di sekitar BARA.