MK SOSIOLOGI
UMUM
Nama Praktikan
Ari Fauzi Sabani ( F24120073 )
KEHIDUPAN SUKU
DAYAK KENYAH DAN MODANG DEWASA INI INVENTARISASI SEBUAH PROSES KEMISKINAN
Franky Raden
Kesenian dalam masyarakat suku Dayak Kenyah dan Modang merupakan konteks gerak
kehidupan sehari-hari. Daerah pemukiman suku-suku tersebut yang terletak di
wilayah kecamatan Ancalon, Kabupaten Kutai dengan Kota Tenggarong merupakan
daerah yang terisolir. Suku Dayak sendiri dikenal sebagai suku yang yang hidup
dalam suatu keutuhan kebudayaan dan sistem nilai yang khas. Namun, semua itu
berubah sejak kedatangan misionaris Belanda yang membawa agama baru ke daerah
ini. Sejak saat itu, konflik dan perpecahan pun terjadi dalam intern suku
Dayak, sehingga mereka yang menganut agama baru pun memutuskan untuk
meninggalkan daerah asalnya.
Di daerah baru itu, mereka mengalami suatu goncangan perubahan mekanisme
kehidupan. Sektor perekonomian merupakan sektor yang paling terlihat terkena
dampak goncanggan tersebut. Mereka berubah menjadi masyarakat yang sangat
ketergantungan terhadap pihak lain. Ketergantungan dan ketidakmandirian itu
merupakan cikal bakal dari proses pemiskinan yang terjadi kepada mereka. Akan
tetapi, proses pemiskinan ini bukan hanya menimpa sektor ekonomi, lebih
parahnya proses ini pun menimpa kebudayaan dan kesenian mereka. Contohnya,
Lamin yang merupakan manifestasi dari tata cara pemerintah dan susunan
masyarakat serta merupakan titik sentral dari aktivitas kehidupan mereka dalam
ruang penghayatan kebersamaan yang eksistensial, akhirnya tereduksi menjadi
bangunan megah yang mati karena setiap keluarga saat ini sudah mempunyai rumah
sendiri. Akibat dari proses desentralisasi ini yaitu kesenian menjadi terpisah
dari kehidupan sehari-hari mereka. Terciptanya kondisi demikian ini, tidak
dapat dilepaskan dari penanganan dan tanggungjawab pemerintah daerah. Tetapi
usaha yang telah dilakukan pemerintah hanya menjebak mereka ke dalam masalah
yang rumit karena ketidakpahaman pemerintah terhadap permasalahan yang terjadi.
Menurut suku Dayak, tanggalnya sebuah roda kehidupan
yang menggerakkan seluruh sistem nilai mereka, merupakan titik awal dari
munculnya khaos. Dari sini jelas bahwa proses pemiskinan yang mereka alami
adalah proses pemiskinan nilai secara keseluruhan di tiap sisi kehidupan.
Permasalahan ini adalah miniatur tentang permasalahan yang terjadi di negeri
ini. Bukan semata-mata pemiskinan ekonomilah yang terjadi, tapi pemiskinan yang
dilakukan oleh kebudayaan modern/barat terhadap sistem nilai kebudayaan kita
yang efeknya jauh lebih berbahaya.
Analisis Ragam
Kebudayaan
UNSUR
|
WUJUD
|
||
Idiil
|
Aktivitas
|
Fisik
|
|
1. Bahasa
|
Pola komunikasi dan berbahasa
|
Terjadi Komunikasi total yang sarat dengan emosi
yang mampu menstimulir vitalitas mereka.
|
Pantun dan cerita-cerita historis
|
2. Sistem Teknologi
|
Masuknya kebudayaan luar/kota
|
Menggunakan teknologi modern seperti kaset, radio,
dsb.
|
Radio, kaset.
|
3. Sistem Ekonomi
|
Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
|
· Beraladang dan
bertani, lalu menjual hasilnya kepada tengkulak. Jual beli dan sistem barter
yang terjadi antara masyarakat dayak dengan tengkulak.
|
Pasar, perahu dagang, barang yang dijual dan dibeli,
uang.
|
4. Organisasi Sosial
|
Kerinduan masyarakat suku Dayak untuk menjalankan
nilai-nilai kultural tradisi mereka yang dahulu.
|
Mereka berkumpul di warung-warung sambil
bercakap-cakap dan meminum minuman keras atau di rumah-rumah sambil berjudi.
|
Terdapat masyarakat suku Dayak di warung-warung atau
di di rumah-rumah tertentu.
|
5. Sistem
Pengetahuan
|
Peristiwa kesenian yang mengandung nilai-nilai
sosial dan pendidikan moral yang terwujud dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari mereka.
|
Pendidikan informal yang tersaji dalam nilai-nilai
sosial kehidupan mereka yang melibatkan kanak-kanak sampai kakek-kakek.
Pendidikan formal yang disodorkan pemerintah.
|
Perilaku kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak.
Sekolah formal pemerintah.
|
6.Kesenian
|
Tradisi tempat tinggal.
|
Masyarakat Dayak dahulu membuat Lamin sebagai tempat
tinggalnya.
|
Lamin
|
7. Sistem Religi
|
Tradisis Kepercayaan lama yang dianut dan kedatangan
misionaris Belanda yang membawa agama kristiani.
|
Sebagian masyarakat Dayak tetap memeluk kepercayaan
lama. Sebagian masyarakat pindah ke agama baru.
|
Terbentuknya kelompok suku Dayak yang menganut agama
baru.
|
Dari artikel ini terdapat dua jenis gerak kebudayaan.
Sebagian masyarakat suku Dayak mengalami integrasi kebudayaan melalui masuknya
ajaran baru dan kebudayaan dari kota, lalu lama kelamaan mereka mulai
meninggalkan kebudayaan aslinya. Sebagiannya lagi mengalami diversitas
kebudayaan karena mereka tetap mempertahankan kebudayaan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar