Telah menjadi suatu
rutinitas saya bangun dan mandi lebih pagi dari hari-hari biasa apabila hari
jumat telah tiba, hal itu saya lakukan karena harus mengikuti perkuliahan
matakuliah “Olahraga dan Seni” yang dimulai setiap pukul 06.00 WIB. Kala itu (12/10/12)
dengan jiwa yang belum terkumpul sempurna saya bergegas untuk pergi ke
Gymnasium.
Sejak awal saya kurang
antusias terhadap matakuliah ini, karena saya selalu berpikir matakuliah ini sangat
tidak penting. Tapi, paradigma itu pun hilang setelah apa yang saya lakukan dan
rasakan saat itu. Seperti yang selalu dikatakan oleh dosen olahraga yang bisa
saya kategorikan “killer”, bahwa ketika kita akan melakukan olahraga, kita
harus melakukan pemanasan terlebih dahulu agar kita tidak mengalami cedera,
lalu saya pun melakukan pemanasan itu dengan kecut muka.
Dosen itu pun menjelaskan
tentang apa yang akan dipelajari hari itu, dengan muka tidak bersemangat saya
pun mendengarkan penjelasannya dengan kurang baik, sehingga saya pun tidak begitu
mengerti dengan apa yang dijelaskannya. Setelah itu, seluruh mahasiswa disuruh
untuk melakukan gerakan sesuai dengan apa yang telah ia jelaskan tadi, karena
saya tidak mengerti apa yang ia jelaskan tadi, saya pun hanya mengikut apa yang
dilakukan teman-teman saya.
Hal pertama yang saya lakukan
yaitu sit up, sebuah gerakan yang dilakukan dengan berbaring diatas lantai
dan lutut ditekuk, serta tangan dibelakang kepala, lalu mengangkat vertebra atas
dan bawah dari lantai. Gerakan tersebut dilakukan untuk melatih kekuatan otot
perut dan pinggul. Gerakan kedua yang saya lakukan adalah push up, gerakan yang
dilakukan seperti tengkurap dengan kedua tangan menopang badan lalu mengerakan
badan ke atas dan ke bawah dengan tujuan untuk melatih otot bisep dan trisep.
Setelah itu, kita melakukan gerakan
back up, gerakan yang dilakukan dalam posisi telungkup lalu tangan disimpan
didagu, kemudian mengangkat badan setinggi mungkin. Selain ketiga gerakan tadi,
saya disuruh untuk melakukan gerakan knee up, jumping jack, dan gerakan dasar
bulutangkis. Keenam gerakan tersebut dilakukan dalam rentan 120 detik untuk
setiap gerakan.
Setelah selesai melakukan gerakan
itulah paradigma saya berubah, meskipun saya merasakan kelelahan yang luar
biasa sampai-sampai lantai pun becek oleh keringat saya, tapi saya merasakan
sensasi kenyamanan tubuh yang luar biasa, susunan tulang-tulang saya seakan
tersusun rapih sesuai sendinya masing-masing, dan saya pun merasa lebih bugar
dan kuat.
Oleh : Ari Fauzi Sabani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar