Selama
bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir
dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas
bumi dan minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami
dunia, yang menuju kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim. Perubahan Iklim adalah suatu keadaan
berubahnya pola iklim dunia. Suatu daerah mungkin mengalami pemanasan, tetapi
daerah lain mengalami pendinginan yang tidak wajar. Akibat kacaunya arus dingin
dan panas ini maka perubahan iklim juga menciptakan fenomena cuaca yang kacau,
termasuk curah hujan yang tidak menentu, aliran panas dan dingin yang ekstrem,
arah angin yang berubah drastis, dan sebagainya.
Masalah
utama akibat perubahan iklim adalah ketidakteraturan suhu dan pola hujan.
Ketidakteraturan ini dapat mengakibatkan kekeringan dan banjir serta kenaikan
permukaan air laut. Perubahan pola sebuah peristiwa ektreme, seperti
peningkatan frekuensi dan intensitas kekeringan dan banjir, akan mempengaruhi
stabilitas, serta akses ke pasokan makanan. Kerawanan pangan dan hilangnya mata
pencaharian dapat lebih diperburuk oleh hilangnya sumberdaya pertanian.
Fenomena ini mendegradasi produktivitas sektor pertanian dalam memenuhi
kebutuhan pangan manusia. Organisasi
Pangan dan Pertanian PBB (FAO),
mengeluarkan peringatan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan
global dapat menurunkan hasil pangan dan menimbulkan kelaparan diberbagai
belahan bumi ini. Akibat dari pemanasan global ini bukan hanya menurunkan
produksi pangan, tetapi dapat mengakibatkan menurunnya luas lahan pertanian dan
meningkatkan berbagai hama dan penyakit. Kenaikan suhu permukaan bumi akan
membuat pola hidup tanaman pertanian menjadi terganggu. Dengan demikian ancaman
gagal panen yang berdampak pada ketahanan pangan kian menjadi nyata.
Kemudian pertumbuhan jumlah
angka penduduk yang semakin meningkat patut menjadi sebuah kekhawatiran besar,
mengingat selaras dengan hal tersebut kebutuhan pangan juga akan tinggi,
sementara produktifitas hasil pertanian menurun oleh pengaruh perubahan iklim.
Peluang terjadinya krisis pangan secara global, bukan hal mustahil untuk
terjadi, jika persoalan perubahan iklim tidak disikapi sejak dini. Menurut
informasi dari organisasi Food Agriculture Organisation (FAO) yang dirilis pada
2010, memprediksikan bahwa mulai 2030 mendatang, akan terjadi bencana kelaparan
global yang yang dialami oleh beberapa negara berkembang di kawasan Asia,
Afrika, dan Amerika latin. Kondisi tersebut merupakan dampak dari produksi
pangan yang lebih rendah dari permintaan yang diperparah oleh fenomena
perubahan iklim global.
Secara umum masalah ketahanan
pangan sebagai implikasi dari fenomena perubahan iklim dapat dikelompokan
sebagai berikut :
1. Terganggunya Penyediaan Pangan
O Kenaikan temperature sebagai
implikasi dari perubahan iklim akan menurunkan produktivitas pertanian.
O Terjadinya perubahan masa tanam
yang cocok, karena suatu daerah dapat tiba-tiba mengalami banjir atau
kekeringan yang silih berganti.
O Terjadinya
eksplosi serangan
hama dan penyakit.
O Variabilitas jumlah dan
distribusi hujan menyebabkan kejadian banjir di musim basah, dan kekeringan di
musim kering, selanjutnya akan berdampak terhadap produktivitas pertanian.
2. Terganggunya Distribusi pangan
O Terganggunya ketersediaan pangan disuatu daerah (khususnya daerah
kepulauan).
O Terjadi gejolak harga.
Tantangan perubahan
iklim adalah adanya distrosi pada pasokan pangan baik global, regional
maupun nasional, gejolak harga,
dan terjadinya kerawanan pangan. Akibat dari pengaruh perubahan iklim terhadap sektor pertanian dapat berupa
penciutan lahan pertanian akibat kenaikan permukaan air laut, gagal tanam dan
gagal panen, bencana banjir maupun kekeringan dan kerusakan jaringan irigasi. Dalam konteks mewujudkan
ketahanan pangan global yang dihadapkan dengan berbagai perubahan lingkungan
yang strategis salah satunya perubahan iklim global, diperlukan kerjasama antar
negara yang lebih baik dalam pengembangan dan penerapan/diseminasi teknologi
inovasi pembangunan pertanian yang pro poor dan pro
environment serta didukung oleh sistem perdagagangan produk
pertanian/pangan yang lebih adil. Strategi adaptasi sektor pertanian pada
konteks perubahan iklim dalam menjamin ketahanan pangan merupakan prioritas
yang semestinya tidak bisa ditawar. Perumusannya melibatkan sektor yang terkait
dan stakeholder lainnya termasuk dari kalangan akademisi. Untuk menghasilkan
strategi yang aplikatif yang bisa dipakai khalayak banyak, misalkan
pengembangan dan pemanfaatan varietas unggul yang tahan terhadap cuaca ekstrem.
Daftar
Pustaka
Susandi
A, Tamamadin M, Nurlela I. 2010. Fenomena Perubahan Iklim dan Dampaknya
terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia. Bandung : Sains Atmosfer, ITB.
Kekominfo. 2011.
Ketahanan Pangan dalam Perubahan Iklim Global. Jurnal Dialog Kebijakan
Publik 4 : 21 – 28.
Badan
Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. 2011. Tantangan Perubahan Iklim Global
dalam Mencapai Ketahanan Pangan Nasional. Seminar
Nasional “Optimiying Rome-Based UN Agencies Program by strenghthening the
role of universities agriculture development in Indonesia”.
Syaukat
Y. 2011. The Impact of Climate Change on Food Production and Security and Its
Adaptation Programs in Indonesia. J ISSAAS 17(1) :40-51.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar