Senin, 20 Januari 2014

MISTERI TENTANG MIE



Setelah nebeng fieldtrip ke PT Indofood CBP cabang cibitung khususnya ranah Mie Instan, otak gue serasa tertobatkan atas kemacetan pikiran yang disebabkan mitos-mitos mie instan yang berseliweran. Yah postingan ini juga sebagai bentuk rasa syukur gue kepada Tuhan karena telah menciptakan sebongkah penolongan pertama pada kelaparan yang terjadi malam-malam. Entahlah orang lain setuju atau enggak, gue pikir mie instan udah jadi makanan pokok kedua setelah nasi. Tapi gua bingung orientasi si mie instan ini kemana? kalo emang statusnya makanan pokok, kenapa sering gue liat dia berduaan sama si nasi?. Kayaknya sih si emie ini emang artis papan atas, papan tengah, dan papan bawah, buktinya dia sering banget digosipin. Salahsatu gosip yang paling hot hot hot nya....katanya sih si emie ini kepergok lagi mengandung lilin (mungkin dihamilin si lilin?? Udah berapa bulan bu mengandungnya???). Apakah benar mie instan mengandung lilin? (kalo beneran iya mungkin kalo mati lampu bisa dipake hehehe). Berikut penjelasan Prof.Dr.F.G.Winarno, mantan Presiden Codex Dunia (Tau gak codex? codex itu kayak badan standarisasi tentang semua hal yang menyangkut pangan dunia) & Ketua Dewan Pakar PIPIMM (Pusat Informasi Produk Industri Makanan dan Minuman) (salahasatu guru besar kampus gue) mengenai mie instan.


Mitos : Mie instan mengandung lilin. Oleh karena itu, ketika dimasak airnya menguning.
Fakta : SALAH. Mie instan tidak menggunakan lilin. Lilin adalah senyawa inert untuk melindungi makanan agar tidak basah dan cepat membusuk. Lilin sebenarnya ada pada makanan alami, spt apet/kubis. Kubis jika dicuci dengan air tidak langsung basah, atau apel yang jika di gosok akan mengilap. Itulah lilin yang memang diciptakan alam. Kata bapak-bapak yang di Indofood yang terlihat seperti lilin pada mie instan itu sebenarnya adalah hasil dari proses penggorengan pada pembuatan mie menggunakan minyak.

Mitos : Mie instan menggunakan bahan pengawet yang berbahaya bagi kesehatan.
Fakta : Dalam proses pembuatannya mi instan menggunakan metode khusus agar lebih awet, namun sama sekali tidak berbahaya. Salah satu cara pengawetan mie instan adalah deep frying yang bisa menekan rendah kadar air (sekitar 5%). Metode lain adalah air hot drying (pengeringan dengan udara panas). Inilah yang membuat mi instan bisa awet hingga 6 bulan. asalkan kemasannya terlindung secara sempurna. Kadar air yang sangat minim ini, tidak memungkinkan bakteri pembusuk hidup apalagi berkembang biak. Malah mi instan tidak beraroma tengik serta tidak menggumpal basah. Langkah terakhir untuk memastikan mie instant layak konsumsi adalah perhatikan dengan seksama tanggal kadaluarsanya

Mitos : Metode dua air terpisah adalah cara terbaik memasak mie
Fakta : Justru air rebusan mi pertama yang mengandung kandungan takaroten yang tinggi. Semua vitamin (dari minyak dan bumbu) yang larut dalam air terdapat dalam air rebusan pertama ketika memasak mie. Apabila air rebusan di ganti dengan air matang baru, semua vitaminnya menghilang. Selain itu, minyaklah yang membuat mi (atau makanan lain) lebih enak. Jadi air rebusan pertama tidak perlu dibuang. Dan kandungan betakaroten juga tecoferol dalam minyak sangat berguna memenuhi kebutuhan gizi.

Mitos : Penggunaan styrofoam berbahaya bagi kesehatan, apalagi jika styrofoam terkena air panas, seperti ketika memasak mi instan dalam cup.
Fakta : Styrofoam untuk mie instan cup terbukti aman di gunakan, karena telah melewati standar BPOM ( Badan Pengawas Obat dan Makanan. Cup yang dipakai mie instan adalah styrofoam khusus untuk makanan. ia memang bisa menyerap panas, ini terbukti setelah di seduh air panas, tidak terasa panas di tangan ketika dipegang. Tetapi karena proses pressingnya memenuhi standar, tidak menyebabkan molekul styrofoam larut (rontok) bersama mi instan yang di seduh air panas. Jadi, jika selama ini khawatir dengan mi instan menempel pada cupnya ketika di seduh air panas, sematamata disebabkan tingginya kadar minyak dalam mi (sekitar 20%). Desain pun dibuat berbeda yaitu dengan menambahkan gerigi dibagian atas cup, sehingga tak langsung panas di tangan. Selain itu, expandable polysteren yang di gunakan mie instan cup telah melewati penelitan BPOM dan Japan Environment Agency sehingga memenuhi syarat untuk mengemas produk pangan. Berdasar penelitian tsb, kemasan ini aman digunakan.

Mitos : Mie instan kenyal karena bahan bakunya adalah karet.
Fakta : Sama sekali tidak ada bahan karet dalam bahan baku mie instan. Mie instan dibuat dari bahan bahan berkualitas tinggi dan pilihan terbaik seperti tepung terigu yang sudah difortifikasi dengan zat besi, zinc, vitamin B1,B2 dan asam folat. Begitu pula dengan bumbu, yaitu bawang merah, cabe merah, bawang putih, dan rempahrempah. Pembuatannya pun digarap serius. Melewati proses pengeringan yang telah dipaparkan sebelumnya, seperti hot air drying atau deep frying. Karena itulah mie instan kenyal dan tidak mudah putus.

Nah udah taukan kebeneran dari gosip tadi,,makannya "TELITI SEBELUM BERPERSEPSI". Postingan ini juga bukan bentuk kampanye untuk banyak2 makan mie....yang pasti niatnya cuman ingin berbagi. Selamat mengkaji, mengomentari, dan berkreasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar