Senin, 20 Januari 2014

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KETAHANAN PANGAN

Oleh : Ari Fauzi Sabani


Selama bertahun-tahun kita telah terus menerus melepaskan karbondioksida ke atmosfir dengan menggunakan bahan bakar yang berasal dari fosil seperti batubara, gas bumi dan minyak bumi. Hal ini telah menyebabkan meningkatnya selimut alami dunia, yang menuju kearah meningkatnya suhu iklim dunia, dan perubahan iklim. Perubahan Iklim adalah suatu keadaan berubahnya pola iklim dunia. Suatu daerah mungkin mengalami pemanasan, tetapi daerah lain mengalami pendinginan yang tidak wajar. Akibat kacaunya arus dingin dan panas ini maka perubahan iklim juga menciptakan fenomena cuaca yang kacau, termasuk curah hujan yang tidak menentu, aliran panas dan dingin yang ekstrem, arah angin yang berubah drastis, dan sebagainya.
Masalah utama akibat perubahan iklim adalah ketidakteraturan suhu dan pola hujan. Ketidakteraturan ini dapat mengakibatkan kekeringan dan banjir serta kenaikan permukaan air laut. Perubahan pola sebuah peristiwa ektreme, seperti peningkatan frekuensi dan intensitas kekeringan dan banjir, akan mempengaruhi stabilitas, serta akses ke pasokan makanan. Kerawanan pangan dan hilangnya mata pencaharian dapat lebih diperburuk oleh hilangnya sumberdaya pertanian. Fenomena ini mendegradasi produktivitas sektor pertanian dalam memenuhi kebutuhan pangan manusia. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO), mengeluarkan peringatan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global dapat menurunkan hasil pangan dan menimbulkan kelaparan diberbagai belahan bumi ini. Akibat dari pemanasan global ini bukan hanya menurunkan produksi pangan, tetapi dapat mengakibatkan menurunnya luas lahan pertanian dan meningkatkan berbagai hama dan penyakit. Kenaikan suhu permukaan bumi akan membuat pola hidup tanaman pertanian menjadi terganggu. Dengan demikian ancaman gagal panen yang berdampak pada ketahanan pangan kian menjadi nyata.
Kemudian pertumbuhan jumlah angka penduduk yang semakin meningkat patut menjadi sebuah kekhawatiran besar, mengingat selaras dengan hal tersebut kebutuhan pangan juga akan tinggi, sementara produktifitas hasil pertanian menurun oleh pengaruh perubahan iklim. Peluang terjadinya krisis pangan secara global, bukan hal mustahil untuk terjadi, jika persoalan perubahan iklim tidak disikapi sejak dini. Menurut informasi dari organisasi Food Agriculture Organisation (FAO) yang dirilis pada 2010, memprediksikan bahwa mulai 2030 mendatang, akan terjadi bencana kelaparan global yang yang dialami oleh beberapa negara berkembang di kawasan Asia, Afrika, dan Amerika latin. Kondisi tersebut merupakan dampak dari produksi pangan yang lebih rendah dari permintaan yang diperparah oleh fenomena perubahan iklim global.
Secara umum masalah ketahanan pangan sebagai implikasi dari fenomena perubahan iklim dapat dikelompokan sebagai berikut :
1.    Terganggunya Penyediaan Pangan
O     Kenaikan temperature sebagai implikasi dari perubahan iklim akan menurunkan produktivitas pertanian.
O     Terjadinya perubahan masa tanam yang cocok, karena suatu daerah dapat tiba-tiba mengalami banjir atau kekeringan yang silih berganti.
O     Terjadinya eksplosi serangan hama dan penyakit.
O     Variabilitas jumlah dan distribusi hujan menyebabkan kejadian banjir di musim basah, dan kekeringan di musim kering, selanjutnya akan berdampak terhadap produktivitas pertanian.
2.    Terganggunya Distribusi pangan
O     Terganggunya ketersediaan pangan disuatu daerah (khususnya daerah kepulauan).
O     Terjadi gejolak harga.
Tantangan  perubahan iklim adalah adanya distrosi pada pasokan pangan baik global, regional maupun nasional, gejolak harga, dan terjadinya kerawanan pangan. Akibat dari pengaruh perubahan iklim terhadap sektor pertanian dapat berupa penciutan lahan pertanian akibat kenaikan permukaan air laut, gagal tanam dan gagal panen, bencana banjir maupun kekeringan dan kerusakan jaringan irigasi. Dalam konteks mewujudkan ketahanan pangan global yang dihadapkan dengan berbagai perubahan lingkungan yang strategis salah satunya perubahan iklim global, diperlukan kerjasama antar negara yang lebih baik dalam pengembangan dan penerapan/diseminasi teknologi inovasi pembangunan pertanian yang pro poor dan pro environment serta didukung oleh sistem perdagagangan produk pertanian/pangan yang lebih adil. Strategi adaptasi sektor pertanian pada konteks perubahan iklim dalam menjamin ketahanan pangan merupakan prioritas yang semestinya tidak bisa ditawar. Perumusannya melibatkan sektor yang terkait dan stakeholder lainnya termasuk dari kalangan akademisi. Untuk menghasilkan strategi yang aplikatif yang bisa dipakai khalayak banyak, misalkan pengembangan dan pemanfaatan varietas unggul yang tahan terhadap cuaca ekstrem.

Daftar Pustaka
Susandi A, Tamamadin M, Nurlela I. 2010. Fenomena Perubahan Iklim dan Dampaknya terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia. Bandung : Sains Atmosfer, ITB.
Kekominfo. 2011. Ketahanan Pangan dalam Perubahan Iklim Global. Jurnal Dialog Kebijakan Publik  4 : 21 – 28.
Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian. 2011. Tantangan Perubahan Iklim Global dalam Mencapai Ketahanan Pangan Nasional. Seminar Nasional “Optimiying Rome-Based UN Agencies Program by strenghthening the role of universities agriculture development in Indonesia.
Syaukat Y. 2011. The Impact of Climate Change on Food Production and Security and Its Adaptation Programs in Indonesia. J ISSAAS  17(1) :40-51.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar